Lipstik (Hati) Patah

Maaf blog-ku, setahun lebih aku tidak mengunjungimu. Hari ini aku perlu teman bicara yang tidak akan menghakimiku.

Semalam aku mimpi lipstik yang biasa aku pakai tiba2 saja patah. Tidak, sebenarnya aku tau lipstik itu patah, tapi tetap aku pakai. Aku memaksa memakai seuatu yang sudah rusak. Aku memaksakan kehendakku karena aku ingin, aku butuh. Meskipun ada yang lain, tapi aku maunya itu.

Temanku yang tidak akan berkomentar, mulai hari ini aku akan memanggilmu Woppi.  Kamu suka nama itu? Woppi, hari ini aku sedih. Ngga, bukan hanya hari ini, tapi semingguan ini aku sedih. Aku jadi ga suka banyak bicara, ga mau senyum. Malahan, airmataku akhir-akhir ini gampang sekali keluar. Padahal aku bukan orang yang gampang nangis. Tapi aku jadi cengeng 😦

Mungkin semua ini salahku juga, Woppi. Sejak awal semuanya salahku.

Bulan ini harusnya jadi bulan yang selalu aku tunggu. Dia bilang bulan ini dia akan usahakan supaya bisa ngelamar aku secepatnya. Tapi bukannya ngelamar, dia justru minta break sama aku. Entah ini untuk sementara atau sampai kapan, aku ngga tau.

Woppi, dia bilang perasaannya sama aku sudah hilang. Karena kita jarang ketemu, jarang kontak fisik. Dia semakin sibuk dengan pekerjaannya, kuliahnya. Dan pikiran tentang aku hanya menambah beban buat dia. Kalaupun tetap dipaksakan hanya akan menyakiti aku dan membebani dia.

Dibulan ini juga, 2 tahun yang lalu dia sudah memutuskan untuk meninggalkanku, tapi aku menahannya. Woppi, menurutmu, apakah dia benar2 pernah jatuh cinta sama aku?

Aku kangen Si Minke-ku. Yang suka menulis puisi. Yang dulu dia suka naik sepeda ke tempat kerja. Dan aku selalu tersenyum melihatnya menaiki sepeda sambil berdiri dengan senyum lebar mengembang diwajahnya.

Woppi, katanya kalo orang berjodoh, Allah akan memudahkan setiap jalannya. Tapi jalan kita terasa sulit, terutama buat dia. Dia bilang dia lelah, dan kadang putus asa. Dia mulai banyak mengeluh. Saat mulai lebih mendekatkan diri pada Allah, dia bilang perasaannya sama aku mulai hilang. Dulu dia pernah bilang jika bapanya tidak cocok, dia tidak akan teruskan. Lalu dia mendengar dari kakaknya bahwa ternyata bapaknya memang ngga sreg sama aku.

Apakah itu hanya ujian buat kita, atau memang Allah tidak menghendaki kita bersama?

Aku sadar aku bukan orang dengan kepribadian yang cukup baik. Sikap cuek aku, suka memaksa, suka menuntut. Aku mudah merasa down.

Dia benar, Woppi, mungkin kita harus break dulu. Supaya aku bisa ngasih dia ruang gerak. Supaya dia bisa fokus dulu dengan kesibukannya sekarang. Tidak seharusnya aku begitu sedih. Semua akan baik2 saja. Semoga..

Kepalaku rasanya berat sekali, Woppi. Sepertinya aku ingin pulang cepat hari ini. Tapi aku ga mau pulang kerumah :-(.

#Jumatyangmendung, 20 Feb 2015 @9.35am

Leave a comment